Bagi awam yang belum
pernah memelihara perkutut, suara semua perkutut pasti dianggap sama. Sepintas
lalu memang demikian. Namun, jika didengar dengan seksama, setiap perkutut
ternyata memiliki suara khas yang berbeda dengan perkutut lainnya.
Bagi yang sudah terbiasa
memperhatikan suara perkutut, kekhasan suara setiap perkutut dapat dengan mudah
diketahui. Bahkan, mereka yang biasa memelihara perkutut, pasci bisa menandai
satu suara perkutut di antara puluhan perkutuc yang dipeliharanya tanpa harus
melihat perkutut tersebut. Ini menandakan suara perkutut memang beragam.
Ragam suara perkutut
dapat didengar pada suara depan, suara tengah, dan suara belakang. Ragam suara
juga dapat diketahui melalui kejelasan jeda antara suara depan, tengah, dan
belakang; tempo dari bunyi ke bunyi; bening tidaknya suara; serta kestabilan
suara.
Mereka yang telinganya
sudah terlatih mendengarkan suara perkutut akan mengatakan, “Tidak ada perkutut
yang bersuara sama. Yang ada hanya kemiripan suara.”
Suara perkutut yang
didengar oleh telinga manusia jika disederhanakan menjadi tulisan, kira-kira
terbaca “Hur…ketek…kuk”. Ada juga yang
berbunyi “Wao…ketek…kung” atau “Klao/kleo…
ketek…kung”.
Suara hur, wao, atau klao/kleo disebut
suara depan. Suara depan ini sangat bervariasi: ada yang terdengar panjang,
sedang, dan pendek.
Suara ketek disebut
suara tengah. Suara ini juga bervariasi: ada yang satu kali, satu setengah
kali, dua kali, dan sebagainya. Perkutut yang suara tengahnya satu kali kalau
berbunyi kira-kira terdengar “Hur…ketek…kuk”. Yang satu setengah kali terdengar
“Hur… ketepek…kuk”. Yang dua kali terdengar “Hur…ketek-ketek…kuk”.
Suara kuk atau kung disebut
suara belakang. Suara belakang ini pun juga bervariasi: ada yang pendek, ada
yang panjang berdengung, dan sebagainya.
Induk yang dipilih, baik
jantan atau betina, sebisa mungkin memenuhi kriteria suara yang bagus. Suara
perkutut dikatakan bagus jika memenuhi kriteria berikut.
1) Memperdengarkan suara
depan (klao atau kleo) yang panjang.
2) Memperdengarkan suara
tengah tebal dan jelas.
3) Memperdengarkan suara
belakang (kung) panjang berdengung.
4) Memiliki jeda yang
jelas antara suara depan, tengah, dan belakang.
5) Antara satu suara
dengan suara berikutnya bertempo tetap.
6) Suara terdengar bening
(kristal), bergema, dan tidak terhambat.
7) Memperdengarkan
suara yang stabil, tidak terpengaruh
oleh perubahan suasana lingkungan.
Jika seekor perkutut
dapat memperdengarkan suara yang memenuhi kriteria seperti itu, burung tersebut
dapat dibilang bagus. Jarang sekali perkutut yang dapat memenuhi semua kriteria
tersebut. Oleh karena itu, burung yang mampu memenuhi kriteria seperti itu
pasti berharga sangat mahal. Demikian juga dengan keturunannya.
Meskipun tidak 100% suara
induk diwariskan ke keturunannya, pembeli akan tetap mendengarkan suara induk
sebelum membeli keturunannya. Paling tidak induk
yang bersuara bagus juga akan mengangkat harga keturunannya.
Disarikan dari http://omkicau.com/hobi-lain/perkutut/
Terimakasih atas kunjungannya. Berbagi adalah spirit kami.
ReplyDeletemenyenangkan membaca artikel di website ini dan akan sering berkunjung, saya harap anda bisa mengunjungi website saya, terima kasih pakar seo
ReplyDelete